Beberapa tahun belakangan ini seperti diketahui mulai terjadi pergeseran iklim yang menyebabkan semakin tidak tentunya musim hujan dan kemarau dan juga serangan hama dan penyakit yang membludak.hal tersebut memang bukan hanya di indonesia saja tetapi juga berbagai negara didunia, dimana kejadian tersebut dipengaruhi karena adanya pemanasan global. Yang penyebabnya adalah karena kekurang pedulian manusia terhadap alam seperti penggunaan bahan-bahan kimia untuk meningkatkan hasil pertanian dan untuk mengeruk keuntungan semata sehingga mempengaruhi keseimbangan agroekosistem. Oleh karena itulah pada beberapa beberapa tahun belakangan para pelaku di bidang pertanian mulai mengurangi penggunaannya, juga mulai mengembangkan sistem bertani yang ramah lingkungan seperti mulai menggunakan berbagai produk olahan organik.
Akan tetapi apabila kita langsung melangkah ke organik tentu akan mempengaruhi ketahanan pangan kita, maka dari itu penggunaan bahan kimia tetap dilakukan hanya saja dalam jumlah kecil.salah satu system yang melakukan penggabungan antara kimia dan organic adalah SRI pada penanaman padi. SRI merupakan singkatan dari System of Rice Intensification, suatu sistem pertanian yang berdasarkan pada prinsip Process Intensification (PI) dan Production on Demand (POD). SRI mengandalkan optimasi untuk mencapai delapan tujuan PI, yaitu cheaper process, smaller equipment, safer process, less energy consumption, shorter time to market, less waste or byproduct, more productivity, and better image (Ramshaw, 2001)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pola SRI adalah:
- Bibit dipindah lapang (transplantasi) lebih awal Bibit padi ditransplantasi saat dua daun telah muncul pada batang muda, biasanya saat berumur 8-15 hari.
- Bibit ditanam satu-satu daripada secara berumpun Ini dimaksudkan agar tanaman memiliki ruang untuk menyebar dan memperdalam perakaran. Sehingga tanaman tidak bersaing terlalu ketat untuk memperoleh ruang tumbuh, cahaya, atau nutrisi dalam tanah.
- Jarak tanam yang lebar Dengan jarak tanam yang lebar ini, memberi kemungkinan lebih besar kepada akar untuk tumbuh leluasa, tanaman juga akan menyerap lebih banyak sinar matahari, udara dan nutrisi. Hasilnya akar dan batang akan tumbuh lebih baik
- Kondisi tanah tetap lembab tapi tidak tergenang air sebenarnya air yang menggenang membuat sawah menjadi hypoxic (kekurangan oksigen) bagi akar dan tidak ideal untuk pertumbuhan. Akar padi akan mengalami penurunan bila sawah digenangi air, hingga mencapai ¾ total akar saat tanaman mencapai masa berbunga. Saat itu akar mengalami die back (akar hidup tapi bagian atas mati).
- Pendangiran Pendangiran pertama dilakukan 10 atau 12 hari setelah tranplantasi, dan pendangiran kedua setelah 14 hari. Minimal disarankan 2-3 kali pendangiran,yang lebih penting dari praktek ini bukan sekedar untuk membersihkan gulma, tetapi pengadukan tanah ini dapat memperbaiki struktur dan meningkatkan aerasi tanah
- Asupan Organik pada pola SRI amat banyak dibanding pupuk kimia karena
System SRI dapat dikatakan system pertanian yang berkelanjutan karena dengan diterapkannya Sistem SRI diperoleh keuntungan yang menunjukkan ke arah pertanian berkelanjutan beberapa bukti yang mengarah ke konsep tersebut antara lain :Proses Fiksasi Biologis Nitrogen (Biological Nitrogen Fixation - BNF). Bakteri dan mikroba yang bebas hidup di sekitar akar padi dapat menguraikan nitrogen yang diperlukan untuk tanaman, sehingga penyerapan unsur nitrogen oleh tanaman lebih maksimal.Sebuah penelitian menyebutkan bahwa tanaman dapat tumbuh baik dalam konsentrasi hara rendah, selama hara tersebut tersedia berimbang dan konsisten. Kita tahu bahwa hal tersebut terjadi karena adanya kompos yang diberikan dalam budidaya SRI menyediakan hara sedikit demi sedikit tapi konstan.Tanaman dengan akar yang bebas menyebar dapat menyerap hara apapun di dalam tanah.( terutama tanaman muda) Akan tetapi dalam pengembanganya di indonesia masih mengalami kendala dalam pelaksanaannya, berikut beberapa kendala yang muncul diantaranya :
- Metoda penanaman dengan bibit muda dan hanya satu bibit pertitik tanam dianggap masih merepotkan bagi petani.
- Pertumbuhan gulmanya cepat karena pola tanam yang jaraknya antar rumpun agak jauh dan juga air yang digunakan tidak terlalu banyak menyebabkan cepatnya pertumbuhan gulma
- Masih bingungnya petani tentang system pembagian air berapa kadar untuk tumbuhan diberi air dan tidaknya
- Butuh banyak tenaga kerja dalam masa awal tanam
Kesimpulan
- Pertanian kita perlu suatu system yang ramah lingkungan
- Cara pengolahan tanaman system SRI berbeda dengan system konvensional
- System SRI lebih hemat dalam penggunaan air dan pupuk
- Dalam pengembanganya SRI masih menemui banyak kendala
Tidak ada komentar:
Posting Komentar