Sabtu, 16 Oktober 2010

sistem pengolahan padi dengan metode SRI


Beberapa tahun belakangan ini seperti diketahui mulai terjadi pergeseran iklim yang menyebabkan semakin tidak tentunya musim hujan dan kemarau dan juga serangan hama dan penyakit yang membludak.hal tersebut memang bukan hanya di indonesia saja tetapi juga berbagai negara didunia, dimana kejadian tersebut dipengaruhi karena adanya pemanasan global. Yang penyebabnya adalah karena kekurang pedulian manusia terhadap alam seperti penggunaan bahan-bahan kimia untuk meningkatkan hasil pertanian dan untuk mengeruk keuntungan semata sehingga mempengaruhi keseimbangan agroekosistem. Oleh karena itulah pada beberapa beberapa tahun belakangan para pelaku di bidang pertanian mulai mengurangi penggunaannya, juga mulai mengembangkan sistem bertani yang ramah lingkungan seperti mulai menggunakan berbagai produk olahan organik.
            Akan tetapi apabila kita langsung melangkah ke organik tentu akan mempengaruhi ketahanan pangan kita, maka dari itu penggunaan bahan kimia tetap dilakukan hanya saja dalam jumlah kecil.salah satu system yang melakukan penggabungan antara kimia dan organic adalah SRI pada penanaman padi. SRI merupakan singkatan dari System of Rice Intensification, suatu sistem pertanian yang berdasarkan pada prinsip Process Intensification (PI) dan Production on Demand (POD). SRI mengandalkan optimasi untuk mencapai delapan tujuan PI, yaitu cheaper process, smaller equipment, safer process, less energy consumption, shorter time to market, less waste or byproduct, more productivity, and better image (Ramshaw, 2001)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pola SRI adalah:
  1. Bibit dipindah lapang (transplantasi) lebih awal Bibit padi ditransplantasi saat dua daun telah muncul pada batang muda, biasanya saat berumur 8-15 hari.
  2. Bibit ditanam satu-satu daripada secara berumpun Ini dimaksudkan agar tanaman memiliki ruang untuk menyebar dan memperdalam perakaran. Sehingga tanaman tidak bersaing terlalu ketat untuk memperoleh ruang tumbuh, cahaya, atau nutrisi dalam tanah. 
  3. Jarak tanam yang lebar Dengan jarak tanam yang lebar ini, memberi kemungkinan lebih besar kepada akar untuk tumbuh leluasa, tanaman juga akan menyerap lebih banyak sinar matahari, udara dan nutrisi. Hasilnya akar dan batang akan tumbuh lebih baik
  4. Kondisi tanah tetap lembab tapi tidak tergenang air sebenarnya air yang menggenang membuat sawah menjadi hypoxic (kekurangan oksigen) bagi akar dan tidak ideal untuk pertumbuhan.  Akar padi akan mengalami penurunan bila sawah digenangi air, hingga mencapai ¾ total akar saat tanaman mencapai masa berbunga.  Saat itu akar mengalami die back (akar hidup tapi bagian atas mati).
  5. Pendangiran Pendangiran pertama dilakukan 10 atau 12 hari setelah tranplantasi, dan pendangiran kedua setelah 14 hari. Minimal disarankan 2-3 kali pendangiran,yang lebih penting dari praktek ini bukan sekedar untuk membersihkan gulma, tetapi pengadukan tanah ini dapat memperbaiki struktur dan meningkatkan aerasi tanah
  6. Asupan Organik pada pola SRI amat banyak dibanding pupuk kimia karena
System SRI dapat dikatakan system pertanian yang berkelanjutan karena dengan diterapkannya Sistem SRI diperoleh keuntungan yang menunjukkan ke arah pertanian berkelanjutan beberapa bukti yang mengarah ke konsep tersebut antara lain :Proses Fiksasi Biologis Nitrogen (Biological Nitrogen Fixation - BNF). Bakteri dan mikroba yang bebas hidup di sekitar akar padi dapat menguraikan nitrogen yang diperlukan untuk tanaman, sehingga penyerapan unsur nitrogen oleh tanaman lebih maksimal.Sebuah penelitian menyebutkan bahwa tanaman dapat tumbuh baik dalam konsentrasi hara rendah, selama hara tersebut tersedia berimbang dan konsisten.  Kita tahu bahwa hal tersebut terjadi karena adanya kompos yang diberikan dalam budidaya SRI menyediakan hara sedikit demi sedikit tapi konstan.Tanaman dengan akar yang bebas menyebar dapat menyerap hara apapun di dalam tanah.( terutama tanaman muda) Akan tetapi dalam pengembanganya di indonesia masih mengalami kendala dalam pelaksanaannya, berikut beberapa kendala yang muncul diantaranya :
  1.  Metoda penanaman dengan bibit muda dan hanya satu bibit pertitik tanam dianggap masih merepotkan bagi petani.
  2. Pertumbuhan gulmanya cepat karena pola tanam yang jaraknya antar rumpun agak jauh dan juga air yang digunakan tidak terlalu banyak menyebabkan cepatnya pertumbuhan gulma
  3. Masih bingungnya petani tentang system pembagian air berapa kadar untuk tumbuhan diberi air dan tidaknya
  4. Butuh banyak tenaga kerja dalam masa awal tanam
Kesimpulan
  1. Pertanian kita perlu suatu system yang ramah lingkungan
  2. Cara pengolahan tanaman system SRI berbeda dengan system konvensional
  3.  System SRI lebih hemat dalam penggunaan air dan pupuk
  4. Dalam pengembanganya SRI masih menemui banyak kendala

Rabu, 07 Juli 2010

Pembuatan pupuk kompos dari tanaman rumput teki

Rumut teki adalah tanaman yang hampir tumbuh tiap tahun dengan ketinggian antara 50-75 cm hidup diketinggian 1000m diatas permukaan laut, tanaman ini kadang waktu memasuki musim penghujan biasanya akan cukup banyak tumbuh dan berkembang dimana mereka akan menjadi pengganggu tanaman pokok pada pertanian maupun tanaman tahunan yang ditanam oleh petani.oleh karena itulah biasanya pada pertanian oleh petani sering diatasi karena dianggap mengurangi produksi tanaman pokok dengan cara melakukan penyemprotan dengan herbisida. akan tetapi sebenarnya pada tanaman ini memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai pupuk kompos mengingat jumlahnya yang begitu banyak dan ada disekitar kita maka bukanlah hal sulit bagi kita untuk mendapatkan bahan bakunya, selain itu juga
dalam pembuatanya sangatlah mudah dimana segala bahan yang dibutuhkan ada disekitar kita dan mudah dicari, berikut adalah beberapa bahan yang di butuhkan:
  1. Tanaman rerumputan
  2. dolomit
  3. Em4
  4. Bacillus sp
  5. Kotoran sapi yang sudah bercampur tanah
  6. Cutter
  7. Timba
  8. Timbangan 
Langkah-langkah dalam pembuatannya:
  1. Kita rajang(cacah) tanaman rerumputan dengan cutter dengan maksud agar mudah dalam pembusukan untuk pengomposan bahan 
  2. kemudian kita campurkan antara dolomit dan kotoran sapi yang sudah menjadi tanah, kita aduk-aduk hingga semua bagian tercampur dan homogen
  3. setelah itu kita masukan timba dan kita beri Em4 dan Bacillus sp yang dicairkan dengan air, dimana Em4 dan Bacillus sp dimasukan dengan cara dikocorkan
  4. dan yang terakhir adalah kita tutup timba dengan plastik agar mempercepat pembusukan dan pembentukan kompos
  5. kita diamkan sekitar 2 bulanan agar hasilnya bagus dan membusuk dangan sempurna, akan tetapi apabila dibiarkan semakin lama maka akan semakin bagus
    Dalam pembuatan kompos dari daun rerumputan ini perlu diperhatikan adalah konsentrasi dari tiap bahan adalah rerumputan : dolomit : Em4 : Bacillus sp : kotoran sapi adalah 100 : 5 : 10 : 25. sementara untuk hasilnya dari pembuatan pupuk dari rerumputan ini hasilnya lumayan bagus hal ini karena pernah saya coba pada tanaman sawi dan cukup memuaskan hasilnya saat panen.

Sabtu, 03 Juli 2010

Penanaman tanaman sawi dengan perlakuan pupuk cair pomi


    Di indonesia memungkinkan dikembangkan tanaman hortikultura utamanya tanaman sayur-sayuran karena ditinjau dari aspek klimatologis indonesia memiliki potensi tersebut, tanaman sayur yang cukup mudah ditanam dan lumayan memberi nilaiprofit adalah tanaman sawi dimana tanaman ini lumayan dicari orang karena sering kali digunakan sebagai salah satu bahan baku utama masakan maupun sebagai pelengkap. selain itu juga dalam penanamanya yang tidak begitu sulit dan waktu panen yang singkat yakni antara 27 hari- 35 hari.
     Dalam penanamanya sendiri tanaman sawi juga tidak begitu membutuhkan persiapan yang rumit dikarenakan lahan yang akan ditanami cukup kita cangkul agar tanahnya remah kemudian kita buat guludan, setelah itu tinggal kita beri pemupukan dasar dengan pupuk kompos atau pupuk kandang, apabila persiapan awal telah selesai kita tinggal membibitkan tanaman sawi kemudian kita tunggu hingga bibit berumur 5-7 hari setelah perkecambahan  dan bibit pun sudah siapo untuk ditanam dilahan dengan jarak tanam antar tanaman panjang maupun lebarnya 25cm.setelah satu minggu kemudia mulailah tanaman kita pupuk dimana pada penanaman saya membuat dua perlakuan yakni satu guludan dengan pupuk kimia yakni pupuk urea sementara yang satu guludan dengan menggunakan pupuk organik pomi pemupukan dilkakukan terus tiap satu minggu sampai tanaman hampir panen baru kita hentikan pemupukan.sementara untuk penaggulangan hama kita dapat menyemprotkan larutan insektisida dan fungisida dengan dosis rendah tiap satu minggu, biasanya hama yang sering menyerang tanaman adalah hama dari jenis lepidoptera dimana anakanya yang berupa ulat selalu menyerang dengan merusak tanaman pada bagian daunya.

Jumat, 02 Juli 2010

Fungsi Hutan Kota

        Hutan kota memiliki banyak fungsi seperti diantaranya adalah:
  • Sebagai pelestarian plasma nuftah                                                                                                Yakni dengan adanya hutan kota kita dapat melestarikan segala jenis flora dan fauna yang ada secara exsitu yakni di luar konservasi yang ada, selain itu semakin meningkatnya segala kebutuhan akan sandang, pangan dan papan makin membuat kita perlu untuk memanfaatkan segala tempat yang memiliki potensi pelestarian alam yang ada disekitar kita.dan juga melestarikanya seperti contohnya adalah tanman nam-nam ( Cynometra Cauliflora 
  • Penahan dan penyaring partikel padat di udara                                                                                      Udara yang ada daerah perkotaan saat ini sering dikotori oleh debu baik dari sisa aktifitas manusia maupun dari alam, maka dari itu dengan adanya hutan kota dapat berfungsi untuk mensuspensi segala partikel padat yang ada dapat dibersihkan oleh tajuk-tajuk pohon yang besar dan rindang, dengan adanya mekanisme ini maka segala macam kotoran, partikel padat dan lainya dapat terserap maupun terjerap oleh daun yang ada di antara pepohonan tersebut utamanya daun pohon yang memiliki permukaan kasar memiliki daya ikat yang baik terhadap poartikel padat seperti bunga matahari dan kersen. selain itu juga berbagai partikel ini biasanya akan terperangkap pada ranting, batang dan sebagian lagi masuk kedalam stomata pada daun.
  • Sebagai penyaring timbal                                                                                                                     Di daerah perkotaan yang padat dan penuh sesak akan sisa kendaran bermotor maupun asap pabrik yang mengepul dengan pekatnya dimana biasanya sisa dari pembakaran tersebut ada beberapa partikel yang berbahaya salah satunya adalah timbal sangat berbahaya biasanya akan menyebabkan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat kota menurun oleh karena itulah perlu adanya tanaman seperti damar,tanjung dan mahoni yang memiliki kemampuan menyerap timbal cukup baik.
  • Peredam kebisingan                                                                                                                            Dengan adanya berbagai tanaman yang tumbuh tinggi dan rapat maka dapat meredam kebisingan yang ada di perkotaan, dengan cara mengabsorsi tiap gelombang suara yang masuk selain itu juga tanaman yang efektif untuk meredam kebisingan adalah tanaman yang memiliki tajuk tebal dan lebat dengan potensi keberhasilan dalam meredam suara hingga 95 %

Kamis, 01 Juli 2010

Pengendalian hama wereng pada masa persemaian tanaman padi

       Wereng adalah salah satu hama pengganggu tanaman padi tidak terkecuali saat padi masih pada masa persemaian seperti yang saya alami dengan temen-teman saya di daerah desa baratan kecamatan patrang kabupaten jember dimana hama wereng coklat dan wereng hijau menyerang persemaian padi pada umur sekitar 9 hari,pengendalian yang kami lakukan adalah dengen penyemprotan pada persemaian padi dengan komposisi bahan adalah pupuk urine sapi, sumo 25 ec, suburi, atasi,.cc, pro stiker, spontan400 scl. dengan waktu pengaplikasian penyemprotan pada malam hari dikarenakan wereng beraktifitas pada malam hari,sehingga akan lebih efektif dalam penanggulanganya selain itu dalam penyemprotan kami melakukanya dua kali yakni pada jam 7 malam dan 9 malam dengan maksud agar dapat meminimalkan gejala kerusakan selain itu juga untuk mengulangi agar ada wereng yang belum mati.

Selasa, 22 Juni 2010

hutan kota

        Hutan kota meupakan suatu ekosistem dan tidak sama dengan pengertian hutan selama ini. Hutan kota adalah komunitas tumbuh-tumbuhan berupa pohon dan asosiasinya yang tumbuh di lahan kota atau sekitar kota, berbentuk jalur, menyebar atau bergerombol (menumpuk) dengan struktur meniru (menyerupai) hutan alam, membentuk habitat yang memungkinkan kehidupan bagi satwa dan menimbulkan lingkungan sehat, nyaman,dan estetis.Banyak kendala dalam membangun hutan kota. Kendala tersebut antara lain berkisar kepada persediaan lahan untuk hutan kota, lahan semakin hari semakin sedikit untuk hutan kota dan harga lahan di kota semakin hari semakin sangat mahal. Disamping itu pula terbentur kepada peresepsi dari para perancang dan pelaksana pembangunan, maupun dari lapisan masyarakat lainnya terhadap hutan kota belum sama dan belum terbangun. Melihat fungsinya maka kita harus membangun dan mengembangkan hutan kota.
        Dari hasil penelitian yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa dengan membangun dan mengembangkan bentuk hutan kota serta membangun dan mengembangkan struktur hutan kota, maka kendala lahan dapat di modifikasi sehingga kita akan tetap dapat membangun dan mengembangkan hutan kota. Disamping itu secara bertahap kita selalu berusaha membangun dan mengembangkan persepsi tentang hutan kota.Bentuk tergantung kepada bentuk lahan yang tersedia untuk hutan kota. Bentuk hutan kota dapat dibagi menjadi: a. Berbentuk bergerombol atau menumpuk adalah hutan kota dengan komunitas tumbuh-tumbuhannya terkonsentrasi pada suatu areal dengan jumlah tumbuh-tumbuhannya minimal 100 pohon dengan jarak tanam rapat tidak beraturan. b. Berbentuk menyebar yaitu hutan kota yang tidak mempunyai pola tertentu, dengan komunitas tumbuh-tumbuhannya tumbuh menyebar terpencar-pencar dalam bentuk rumpun atau gerombol-gerombol kecil. c. Berbentuk jalur yaitu komunitas tumbuh-tumbuhannya tumbuh pada lahan yang berbentuk jalur lurus atau melengkung, mengikuti bentukan sungai, jalan, pantai, saluran dan lainnya. Struktur hutan kota adalah komposisi dari tumbuh-tumbuhan, jumlah dan keanekaragaman dari komunitas tumbuh-tumbuhan yang menyusun hutan kota, dapat dibagi menjadi: a. berstrata dua yaitu komunitas tumbuh-tumbuhan hutan kota hanya terdiri dari pepohonan dan rumput atau penutup tanah lainnya. b. berstrata banyak yaitu komunitas tumbuh-tumbuhan hutan kota selain terdiri dari pepohonan dan rumput juga terdapat semak, terna, liana, epifit, ditumbuhi banyak anakan dan penutup tanah, jarak tanam rapat tidak beraturan, dengan strata dan komposisi mengarah meniru komunitas tumbuh-tumbuhan hutan alam.

pertanian kita

          Pertanian adalah proses menghasilkan bahan pangan, ternak, serta produk-produk agroindustri dengan cara memanfaatkan sumber daya tumbuhan dan hewan[1]. Pemanfaatan sumber daya ini terutama berarti budi daya (bahasa Inggris: cultivation, atau untuk ternak: raising)[1]. Namun demikian, pada sejumlah kasus — yang sering dianggap bagian dari pertanian — dapat berarti ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan (bukan agroforestri)[1].Usaha pertanian memiliki dua ciri penting[1]: (1) selalu melibatkan barang dalam volume besar dan (2) proses produksi memiliki risiko yang relatif tinggi.
          Dua ciri khas ini muncul karena pertanian melibatkan makhluk hidup dalam satu atau beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam proses produksi. Beberapa bentuk pertanian modern (misalnya budidaya alga, hidroponika) telah dapat mengurangkan ciri-ciri ini tetapi sebagian besar usaha pertanian dunia masih tetap demikian[1].Terkait dengan pertanian, usaha tani (farming) adalah sekumpulan kegiatan yang dilakukan dalam budi daya (tumbuhan maupun hewan). Petani adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani, sebagai contoh "petani tembakau" atau "petani ikan"[1]. Khusus untuk pembudidaya hewan ternak (livestock) disebut sebagai peternak[1]. Ilmuwan serta pihak-pihak lain yang terlibat dalam perbaikan metode pertanian dan aplikasinya juga dianggap terlibat dalam pertanian[1].Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-bidang di lingkup pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4% dari PDB dunia. Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor - sektor ini memiliki arti yang sangat penting dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di berbagai wilayah Indonesia[2]. Sebagian besar mata pencaharian masyarakat di Indonesia adalah sebagai petani dan perkebunan, sehingga sektor - sektor ini sangat penting untuk dikembangkan di negara kita. Berdasarkan data BPS tahun 2002, bidang pertanian di Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 44,3% penduduk meskipun hanya menyumbang sekitar 17,3% dari total pendapatan domestik bruto[3].